Di sana masih adakah ruang?
Sepetak saja untukku...
demi setatapan teduh-Mu
selengkung senyum-Mu
Hari kemarin biarlah jadi sebuah mimpi
yang harus Kau bantu aku melupakan apa yang telah terjadi
Akan kujadikan esok sebagai bayangan
dan yang sekarang, jadikan keindahan yang Kau sempurnakan.
Aku hanya perlu berbenah mengubur kisah direngkuh-Mu
dalam dekapan-Mu yang meneduhkanku
Biar kusenandung lagu cinta yang Kau suka
Terus beriring bagai buih ombak di pantai-Mu
Telah Kau titipkan pesan pada burung-burung
pada awan, pada pohon-pohon, pada bukit-bukit
biar terang kudengar mereka lirih bertasbih, mengiring langkahku
Juga pada kesiurnya angin...biar kurasakan tiupan cinta-MU.
adalah cahaya jauh bintang
adalah rahasia Iqro
adalah lautan ruh
adalah kutub-kutub sabda
adalah aku dan keberadaan
adalah batas napas hembusku
seperti kesyahduan timur yang melepas perjalanan matahari ke pintu redup barat kelahiran cinta di panggung semesta jelas untukku
Kusemat seuntai harap, di malam hingga pagi senyap
Kau, temanilah langkah kecilku, menuju fajar terang.
:malam adalah cara bersyukur dari pijak kaki mencium bumi.
fe.
Rabu, 04 Maret 2015
Gerimis Tipis
Kenangan itu seperti gerimis
merintik tipis
tabah, melangkah pelan.......
Di persimpangan yang telah dipisahkan,
padahal langkah-langkah kecil pernah beradu,
dan pegangan tangan pernah bersatu.
Mata bertemu dan pernah terpejam, meski sejenak saja.
merekam semua perbincangan
menjadi sebuah prosa tak bernama
padahal itu hanya sebuah pelarian yang mestinya ditaklukkan
semua mengukir nama di tatapan mata
dan mengukir rasa dalam sayap doa
Membuka kembali kotak hitam yang berisikan puisi lama dikota tua
Waktu terus saja berjalan
tiap detik telah pasti memberi perubahan
:hidup teramat berharga untuk kita korbankan.
fe.
Langganan:
Postingan (Atom)