"Aku mengagumi mukmin. Bila peroleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar." (HR. Ahmad)
Aku sering heran dan takjub dengan orang-orang yang setiap hari tak ada bosannya sujud, berdoa tidak pernah henti. Tidak merisaukan urusan dunianya. Merasa cukup seberapapun rejekinya hari ini. Tidak menumpuk-numpuk harta. Tidak disibukkan dengan kesenangan-kesenangan sesaat.
"Sungguh semakin hari, jam, menit, detik semakin dekat dengan jadwal kematian kita yang kadang sekonyong konyong. Menyesal kemudian tiada berarti...
Apakah tidak cukup bagi kita mengambil iktibar daripada kematian yang bakal datang?
Wa kafa bil mauti wa izhan cukuplah kematian menjadi peringatan."
Wa kafa bil mauti wa izhan cukuplah kematian menjadi peringatan."
Selalu begitu jawaban beliau....
يا من لا يشغله سمع عن سمع
yaa man laa yusyghiluhu sam’un ‘an sam’in
يا من لا تغلطه المسائل
yaa man laa tughlithuhul masaa`il
يا من لا يتبرم بإلحاح الملحين
yaa man la yatabarromu bi ilhaahil malhiin
أذقني برد عفوك وحلاوة رحمتك
adziqnii burda ‘afwika wa halaawata rohmatika
yaa man laa yusyghiluhu sam’un ‘an sam’in
يا من لا تغلطه المسائل
yaa man laa tughlithuhul masaa`il
يا من لا يتبرم بإلحاح الملحين
yaa man la yatabarromu bi ilhaahil malhiin
أذقني برد عفوك وحلاوة رحمتك
adziqnii burda ‘afwika wa halaawata rohmatika
“Wahai Dzat yang tidak sibuk untuk mendengarkan “suara” apa pun.
Wahai Dzat yang tidak akan keliru memberi kepada banyak peminta.
Wahai Dzat yang tidak pernah bosan dengan permintaan yang terus menerus.
Berikan aku sejuknya rasa maaf-Mu dan manisnya rahmat-Mu!”
Wahai Dzat yang tidak akan keliru memberi kepada banyak peminta.
Wahai Dzat yang tidak pernah bosan dengan permintaan yang terus menerus.
Berikan aku sejuknya rasa maaf-Mu dan manisnya rahmat-Mu!”
:sungguh tak ada yang beliau tuju selain karunia berjumpa dan menatap wajah-Mu.
fe.
fe.