Kamis, 02 Desember 2010
Rahasia Hati
Bagaimana aku bisa berhenti bersyukur?
dengan tangan dingin yang sudah mengubahku
dari yang hanya begitu dulu,
menjadi aku yang mulai mencintai hidupku
:hingga aku mulai suka menarikan jemariku.
Kuletakkan wajahku sekali lagi
pada pecahan-pecahan purnama sunyi
Bersanding dengan sepi
Dari pupusnya jejak-jejak kaki yang semakin menghilang
Menebal kemudian menembus langit-langit kamar.
:bagaimana mungkin aku akan berhenti bersyukur??
:terimakasih, penjaga hatiku.
fe.
Senin, 30 Agustus 2010
Merasuk Malam
Saatnya tiba untuk berbisik perlahan
pada Tuhan
aku sudah siap tapi ingin
tahu
bilakah saat diriku
Kau ambil
Agar kurasakan nikmat maut
menjemput
dalam terang tanpa berkabut
dan inilah kata ketika
aku merasuk dalam malam
sulit tidur adalah kebiasaan setelah tua
tapi sungguh tak ada takutku pada
maut
hari-hari ini tiba untuk berbisik
perlahan
membujuk Engkau untuk
memberitahuku
soal yang penting itu
aku ingin mengalaminya sendiri
dan menikmati mati
sehingga menjadi indah
tanpa cadar
dan ketika itu tiada pemberontakan
kecuali suka
sama suka
1999
Rabu, 28 April 2010
Tentang Kenangan
Apa yang akan tertinggal pada kenangan?
Berjuta luka juga kesedihannya?
Atau tentang tawa dan keindahannya?
Tidak ada kearifan untuk menghapus luka ingatan
Atau abadi tertinggal pada keindahan kenangan?
Cepat atau lambat kenangan akan tertinggal di belakang
Tak perlu berharap agar terhapus seluruh ingatan
Namun petiklah hikmah
Bahwa setiap kejadian adalah pendewasaan.
:Sebab langkah hidup menuju kedepan.
Berjuta luka juga kesedihannya?
Atau tentang tawa dan keindahannya?
Tidak ada kearifan untuk menghapus luka ingatan
Atau abadi tertinggal pada keindahan kenangan?
Cepat atau lambat kenangan akan tertinggal di belakang
Tak perlu berharap agar terhapus seluruh ingatan
Namun petiklah hikmah
Bahwa setiap kejadian adalah pendewasaan.
:Sebab langkah hidup menuju kedepan.
Jumat, 26 Maret 2010
Kutelan Sepi, Kunyanyikan Hari
Gairah ambisi merebut kemerdekaan-'Nya'
terpenggal jungkal oleh jeruji tembok-'Nya'
Bulan melangit
gaung angin lirih berdoa
melambungkan asa purnama
Ada apa wahai 'Burung Malam?'
cekung matamu tersorot kelu
kicau paruh paraumu diamkan gerak sayap
pincang-letihmu
luka batin kau pendam,
dibalik bayang,
semburat rembulan engkau melayang-layang
Apa?
Siapa?
Mengapa?
Ada Apa?
Atau...Lelah kah?
Di atas batu dan api,
tertuang senyum penuh beban perasaan
Berdiri bertumpu sekuat kaki,
sabar dan setia meski banyak hari yang tidak berpihak
Paksa hadapi sendiri,
hingga terik yang terukir
dan kelam yang dalam
terkemas menjadi satu arah langkah
Antara hidup dan mati,
tetaplah menjadi diri,
dan niat hati yang telah terpatri.
Tidak akan terhapus seluruh jejak
maka langkah inipun tidak akan tersisakan
semua bahkan mimpi juga kusertakan.
Tidak ada yang tertinggal,
bayang-bayang pun hidup
di perjalanan meski redup
Kutelan sepi, kunyanyikan hari....
:Tuhan bersama disetiap langkah hati.
(GP)
terpenggal jungkal oleh jeruji tembok-'Nya'
Bulan melangit
gaung angin lirih berdoa
melambungkan asa purnama
Ada apa wahai 'Burung Malam?'
cekung matamu tersorot kelu
kicau paruh paraumu diamkan gerak sayap
pincang-letihmu
luka batin kau pendam,
dibalik bayang,
semburat rembulan engkau melayang-layang
Apa?
Siapa?
Mengapa?
Ada Apa?
Atau...Lelah kah?
Di atas batu dan api,
tertuang senyum penuh beban perasaan
Berdiri bertumpu sekuat kaki,
sabar dan setia meski banyak hari yang tidak berpihak
Paksa hadapi sendiri,
hingga terik yang terukir
dan kelam yang dalam
terkemas menjadi satu arah langkah
Antara hidup dan mati,
tetaplah menjadi diri,
dan niat hati yang telah terpatri.
Tidak akan terhapus seluruh jejak
maka langkah inipun tidak akan tersisakan
semua bahkan mimpi juga kusertakan.
Tidak ada yang tertinggal,
bayang-bayang pun hidup
di perjalanan meski redup
Kutelan sepi, kunyanyikan hari....
:Tuhan bersama disetiap langkah hati.
(GP)
Langganan:
Postingan (Atom)